Bila Indonesia masih bermimpi untuk bisa memiliki jet tempur sekelas
Dassault Rafale atau Eurofighter Typhoon, maka sebaliknya Perancis dan
Jerman tengah mencanangkan program jet tempur masa depan sebagai
pengganti Rafale dan Typhoon. Ini bukan sekedar obsesi dari dua negara
kuat di Eropa Barat, melainkan Perancis dan Inggris sudah menjadwalkan
untuk mengganti Rafale dan Typhoon pada tahun 2040. Dan guna memuluskan
transformasi tersebut, kedua negara sudah mencangkan proyek yang diberi
label sebagai “Future Combat Air System” (FCAS).
Proyek FCAS bukan proyek yang dianggap sebelah mata, lantaran ada dua
manufaktur dirgantara besar sebagai motornya, yaitu Airbus Defence and
Space (ADS) dan Dassault Aviation. Dan pada 17 Juni, saat hajatan
pameran dirgantara terbesar Paris AirShow 2019, proyek FCAS secara resmi
dicanangkan dengan dihadiri para petinggi ketiga negara dan pihak
manufaktur terkait. FCAS tidak hanya melibatkan Perancis dan Jerman,
melainkan ada nama Spanyol yang ikut berkongsi dalam menggarap jet
tempur stealth futuristik bermesin twin jet generasi keenam ini.
Tak heran dalam seremoni peluncuran proyek FCAS, turut dihadiri
Presiden Perancis Emmanuel Macron, Menteri Pertahanan Perancis Florence
Parly, Menteri Pertahaan Jerman Ursula von der Leyen dan Menteri
Pertahanan Spanyol Margarita Robles. FCAS adalah harapan besar bagi
konsep kerja sama trilateral dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Dikutip dari euractiv.com (17/6), Dassault Aviation dan
Airbus akan membangun jet tempur, sementara Safran dari Prancis dan MTU
Aero Engines dari Jerman akan bersama-sama mengembangkan mesin pesawat
perang jenis baru. Kucuran dana untuk proyek FCAS sudah barang tentu tak
sedikit, pada tahun 2025 diperkirakan Perancis dan Jerman akan
menggelontorkan dana senilai 4 miliar euoro. Perancis sebagai pemimpin
proyek FCAS akan mengeluarkan kocek terbesar, yaitu mencapai 2,5 miliar
euro.
Berbeda dengan model kerja sama saat pengembangan Eurofighter Typhoon
antara Jerman, Inggris dan Spanyol, maka model proyek FCAS tak hanya
mencakup pembangunan jet tempur semata, melainkan juga mencakup
pengembangan jenis senjata lain yang dapat berinteraksi dengan jet
tempur, seperti pengembangan drone yang menggunakan teknologi cloud,
pesawat pengintai, rudal jelajah, sistem satelit dan ground stations.
Meski FCAS diharapkan dapat dioperasikan mulai tahun 2040, namun
penerbangan perdana prototipe FCAS dijadwalkan dapat dilakukan pada
tahun 2026.
No comments:
Post a Comment